MEDIUM CHAIN TRIGLYCERIDES (MCT)

MEDIUM CHAIN TRIGLYCERIDES (MCT)

Manfaatnya terhadap Energi, Kekebalan tubuh, Atherosclerosis, Malnutrisi dan Kontrol Berat badan
Medium Chain Triglycerides ( MCT ) adalah jenis Lemak Makan dalam bentuk khas/unik, yang diketahui memberi manfaaat positif dan luas bagi kesehatan. Adapun Lemak Makan ( dietary fat ) merupakan senyawa/ molekul organik yang tersusun dari suatu ikatan atom karbon dalam bentuk rantai yang panjangnya dari 2 s/d 24.

Long Chain Triglycerides ( LCT ) atau Lemak Rantai Panjang adalah lemak makan yang mempunyai panjang rantai dari 12 s/d 18, dan ini merupakan mayoritas jenis lemak makan masyarakat Amerika. Adapun MCT sungguh berbeda, karena lemak makan jenis ini tersusun hanya oleh rantai karbon dengan panjang dar 6 s/d 10 saja. Oleh karena rantainya relatif lebih pendek maka MCT memiliki berbagai keunikan/kelebihan yang sangat bermanfaat, dibandingkan dengan lemak pada umumnya ( LCT ).

Sampai dengan akhir tahun 1980-an, MCT masih merupakan bagian kandungan yang tak terpisahakan dari lemak mentega, minyak kelapa, dan sumber alam lainnya. Sampai kemudian Dr. Vigen K Babayan dari bagian Laboratorium Nutrisi, Harvard University, berhasil mengembangkan suatu proses untuk mengisolasi senyawa MCT dari kandungan/ikatan lemak lainnya, untuk maksud terutama sebagai sarana terapi bagi berbagai gangguan kesehatan. ( ref: Babayan, V K , Medium chain fatty acid esters and their medical and nutritional aplicatins, J Am Oil Chem Soc, 1981 )

MCT, Energi dan Latihan Fisik
MCT menghasilkan kalori sebesar 8,30 kkal per gram, sepuluh persen lebih rendah dari lemak pada umumnya/LCT ( 9,0 kkal per gram ). Ini merupakan salah satu keuntungan dari MCT, namun yang lebih penting bahwa MCT dengan panjang rantai lebih rendah memberi manfaat lebih cepat diabsorpsi oleh tubuh dan lebih cepat dimetabolisir/dibakar menjadi ENERGI. Disamping itu, metabolisme yang dipercepat menghasilkan situasi sedemikian rupa, sehingga kalori dari MCT secara efisien segera dikonversi menjadi ENERGI untuk secepatnya dipakai oleh organ dan otot, ketimbang dideposit sebagai lemak tubuh.
( ref : Kaunitz, H, Dietary use of MCT in “ Bilanzierte Ernaehrung in der Therapie “, K Lang, W Fekl, and G Berg, Stuttgart, 1971 .)
Adapun, percepatan konversi/pembakaran kalori menjadi energi tersebut dikarenakan molekul MCT dapat menembus dua lapis dinding mitokondria dalam sel secara cepat tanpa perlu bantuan carnitine, tidak seperti yang terjadi pada metabolisme LCT. Sehingga, memberi hasil berupa kelebihan produksi Acetyl-coA yang kemudian melalui berbagai jalur metabolisme ( Krebs Cycle ) diubah menjadi senyawa-senyawa keton. Dalam hal iini, para ilmuwan telah mengkaitkan antara peningkatan energi akibat mengonsumsi MCT dengan kecepatan pembentukan senyawa keton. Oleh karena itu, MCT menjadi pilihan tepat bagi siapa saja yang memerlukan peningkatan pasokan energi untuk kasus malnutrisi, pertumbuhan, meningkatkan performa atlit, maupun untuk mengatasi penurunan produksi energi akibat proses penuaan (aging ).

Pada tahun-tahun belakangan ini, MCT telah populer dikalangan atlit yang berusaha meningkatkan enrgi dan daya tahan tubuhnya selama latihan ultra intensif. Demikian juga halnya dengan atlit-atlit yang sedang melakukan diet protein tinggi, namun rendah karbohidrat ( seperti binaragawan ).
Sementara itu para peneliti sebelumnya telah melaporkan bahwa MCT dapat meningkatkan daya tahan fisik dalam berolahraga, melalui penelitian terhadap hewan percobaan. Dimana dalam suatu tes berenang, tikus percobaan yang diberi porsi makan berisi MCT di bandingkan dengan tikus yang diberi porsi makan berisi LCT. Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa otot-otot tikus yang diberi MCT memproduksi lebih tinggi enzim-enzim utama metabolisme yang berperan dalam Krebs Cycle ( yaitu mekanisme primer dari sistem produksi energi tubuh ). Tikus-tikus yang diberi MCT ternyata juga mampu membakar lemak lebih cepat untuk meningkatkan produksi energi sel.
( ref: Fushiki T, Matsumoto K, Kawada T, Sugimoto E, swimming endurance capacity of mice is increased by chronic consumption of MCT, J Nutr 1995, Mar. )

MCT dan Kontrol Berat Badan
Disebabkan oleh sifat fisiko-kimianya yang unik, menjadikan MCT berpotensi besar berperan sebagai lemak nutrisi, menggantikan lemak lainnya/LCT, terutama apabila dikaitkan dengan implikasinya terhadap kesehatan. Diantaranya, MCT mampu menawarkan tiga pendekatan penting yang dibutuhkan dalam terapi penurunan berat badan, yaitu antara lain :

· Memiliki kandungan kalori lebih rendah dibandingkan lemak lain
· Tidak (sangat minimal) dideposit dalam jaringan lemak tubuh
· Meningkatkan metabolisme tubuh untuk membakar lebih banyak kalori ( thermogenesis )

Ketiga khasiat tersebut dimungkinkan karena secara factual MCT dimetabolisir oleh tubuh seolah-olah seperti karbohidrat, hal tersebut tercermin dari kesamaan kinerjanya dalam memicu pembentukan senyawa keton. Perlu diketahui bahwa pembentukan senyawa keton merupakan batu landasan ( cornerstone ) dalam Program Diet Atkins yang sangat populer. Oleh karena itu, bagi orang-orang yang mengikuti Program Diet Atkins, MCT dapat membantu mereka untuk memperoleh manfaat/hasil lebih cepat dan mudah, sekaligus nyaman dalam menjalaninya. Bahkan, senyawa keton merupakan salah satu dari dua nutrisi penting yang dapat dimanfaatkan oleh otak untuk menjadi energinya, yang lainnya adalah glukosa. ( ref : Kaunitz, H, Slanetz, CA, Johnson, RE, Babayan, VK, Nutritional properties of the triglycerides of medium chain-length, J Am Oil Chem Soc , 1958, 35: 10-13 )

MCT dan Malabsorpsi/Malnutrisi
Salah satu keunikan MCT adalah rantainya yang pendek, sehingga memiliki ukuran molekul yang relatif kecil dan ringan. Konsekuensinya MCT bersifat mudah dicerna, diserap dan dimetabolisir tubuh. Dengan khasiatnya tersebut MCT sangat potensial untuk dimanfaatkan oleh mereka yang mengalami gannguan penyerapan zat gizi (malabsorpsi), sebagaimana banyak dialami oleh para bayi dan orang lanjut usia/LANSIA.

Telah banyak dilaporkan bahwa MCT sangat bermanfaat untuk diberikan sebagai asupan zat gizi penting bagi bayi yang baru lahir, baik untuk masa awal-awal hidupnya maupun perkembangan optimal fisiknya. MCT tidak hanya memudahkan bayi menyerap lemak-lemak yang dibutuhkan , namun juga memperbaiki penyerapan vitamin, mineral dan protein yang bias dilarutkan oleh lemak. Hasil penelitian menunjukan bahwa MCT yang ditambahkan pada makanan bayi mampu meningkatkan penyerapan terhadap mineral-mineral utama seperti Kalsium, Magnesium dan asam-asam amino yang sangat esensial. ( ref : Phienviet T, MD, Ph.D, Medical and Pediatric Services, St. Luke Hospital Center, New York )
Mencermati kasus dan mekanisme sejenis di atas, MCT tentunya juga akan sangat bermanfaat untuk menyuplai energi dan meningkatkan penyerapan zat-zat gizi bagi para lansia dan pasien yang mengalami gangguan metabolisme lemak, seperti kehilangan kantung empedu, pankreatitis, cystic fibrosis, dan crohn’s disease. Bahkan MCT dapat membantu menyuplai ekstra tenaga bagi para penderita diabetes, ginjal dan paru-paru kronik, dimana asupan lemak lainnya tidak dianjurkan. Sementara pada kasus serius lain, MCT sering diaplikasikan secara parenteral melalui pemberian intravena (dibawah pengawasan dokter), setelah tindakan bedah atau selama masa penyembuhan dari luka-luka parah seperti tubuh terbakar dan infeksi berat.

MCT dan Daya Tahan Tubuh
MCT memiliki kandungan hampir seluruhnya Asam Lemak Rantai Sedang ( MCFA ), yang notabene sangat penting untuk kesehatan kita. MCFA tersebut adalah sejenis dengan asam lemak yang terkandung dalam Air Susu Ibu ( ASI ), sebagai zat yang berperan untuk melindungi bayi yang baru dilahirkannya dari infeksi mikro organisme berbahaya, pada saat mana sistem kekebalan masih sedang berkembang. Oleh karena itu selama bertahun-tahun, di negara maju MCT telah sengaja ditambahkan dalam formula makanan bayi sebagai sarana perlindungan sekaligus untuk memasok nutrisi yang dapat dicerna dengan mudah. Adapun, seorang ibu yang mengonsumsi MCT dalam dietnya akan memperoleh lebih banyak kandungan MCFA dalam air susunya untuk keperluan bayinya.
Kalaulah MCFA aman dan bermanfaat untuk bayi yang baru lahir, tentunya ia cukup aman dan bermanfaat pula untuk kita semua. Senyawa MCFA dalam tubuh kita akan dihidrolisis menjadi komponen-komponen Asam Lemak Bebas dan Monogliserida yang mempunyai properti-properti animikroba ( virus, bakteri, jamur dan parasit ). Potensi yang dimiliki MCT dalam menangkal berbagai macam infeksi mikroba benar-benar menakjubkan dan sangat efektif bagi siapa saja yang mengonsumsinya, untuk meningkatan daya tahan tubuhnya.
Selain dari itu, Dr. Kaunitz dan koleganya telah mencoba melakukan evaluasi terhadap kemungkinan khasiat MCT untuk menormalkan sistem imun. Hasil yang diperoleh dari penelitiannya terhadap hewan percobaan dapat disimpulkan bahwa MCT mempunyai pengaruh positif terhadap karakteristik reaksi auto-imun pada proses penuaan.

MCT dan Pengerasan Arteri ( Atherosclerosis )
MCT memiliki beberapa khasiat lain yang mungkin bermanfaat untuk menangkal/mengurangi resiko terjadinya penebalan atau pengerasan pembuluh darah arteri ( atherosclerosis ). Diantaranya adalah sebagai berikut :
· memilki pengaruh anti penggumpalan darah (koagulasi)
· terbukti dapat menurunkan serum kolesterol ( pada percobaan terhadap tikus dan anak sapi )
· menurunkan kadar kolesterol dalam liver dan jaringan lain
· berperan sebagai antioksidan dan menurunkan kebutuhan jaringan akan Vitamin E
· memiliki (sedikit) pengaruh terhadap penurunan kadar gula darah ( hypoglycemic ), juga bermanfaat untuk para diabetesi
Berdasarkan pada kerja kombinasi dari khasiat-khasiat tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa kemungkinan hidup dari hewan percobaan ternyata lebih panjang ketika mengonsumsi makanan yang kaya MCT dari pada LCT. ( ref : Kaunitz, H, Medium Chain Triglycerides in Aging and Atherosclerosis, in : Advances in Human Nutrition, Vol 3, by J. Kabara (ed), Chem-Orbital, Park Forest.)

Referensi

Tulisan ini dirangkum dari beberapa Sumber Informasi/Jurnal Ilmiah yang berkaitan dengan MCT, antara lain :

1. Ward Dean, MD and Jim English, Medium Chain Triglycerides (MCTs), Beneficial Effects on Energy, Atherosclerosis and Aging.

2. Murray Price, Ph.D, Coconut Oil for Your Health, alih bahasa ; Drs. Bahrul Ulum, SE, Terapi Minyak Kelapa, Prestasi Pustaka Publisher,2004.

3. Referensi lain yang telah tersebut dalam tulisan.

Tags: No tags

2 Responses

Leave Your Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *