Manfaatkan Kotoran dan Sungai
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bikin terobosan baru di bidang pengembangan energi. Mereka tengah memanfaatkan kotoran sapi aliran sungai brantas untuk mengembangkan micro hidro power plan. Seperti apa teknologi bidang energi itu?
——————————————————
Pengembangan Micro Hidro Power Plan (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, PLTMH) sebenarnya sudah lama dikembangkan UMM. Awalnya, mereka berpikir bagaimana mengatasi kelangkaan energi seiring semakin menipisnya hasil bumi. Sejak itu, mereka memeras otak untuk mencari sumber energi baru.
“Penghematan energi memang sangat diperlukan, mengingat energi yang tersedia sangat terbatas. Tetapi, jika penghematan justru menurunkan produktivitas, maka tidak ada pilihan lain kecuali menggali sumber energi alternatif,” kata Rektor UMM, Muhadjir Effendy.
Hingga akhirnya, UMM menemukan kotoran sapi dan aliran sungai brantas sebagai bahan energi alternatif. Dua bahan itu diharap bisa menjadi pembangkit listrik. “Hasil kajian di UMM memungkinkan energi alternatif itu diproduksi melalui biogas, biodiesel, dan PLTMH. Selain menjadi pembangkit listrik, PLTMH juga akan menjadi bagian dari wisata sains yang menarik bagi masyarakat, serta laboratorium Fakultas Teknik,” ungkapnya.
Kotoran sapi digunakan sebagai bahan untuk pengembangan bio gas. Untuk tahap ujicoba, UMM mendatangi sejumlah peternakan sapi perah di daerah Batu dan kabupaten Malang. Mereka juga melibatkan mahasiswa dalam proyek ini. Caranya, mahasiswa yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dilibatkan sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat.
Jika kotoran sapi bisa dimanfaatkan sebagai bio gas, lain halnya dengan aliran sungai Brantas. Sungai yang melintas di kampus UMM itu dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik. Aliran sungai itu sanggup memasok listrik dengan kekuatan 100 KVA atau 100.000 Watt. Listrik buatan UMM nantinya akan di-supply untuk kebutuhan internal kampus.
Selama ini, UMM membutuhkan pasokan listrik sebesar 550 KVA. Pasokan didapat dari Perusahaan Listrik Nasional (PLN). Dengan PLMTH, pasokan listrik itu bisa ditekan. Listrik UMM yang menghasilkan 100 KVA bisa menekan penggunaan listrik kampus dari Perusahan Listrik Negara (PLN) sebesar 20 persen.
Ke depan, PLMTH UMM juga dimungkinkan memasok listrik untuk masyarakat umum. Sebab, penggunakan listrik pada malam hari tidak begitu besar. Sehingga, sisanya bisa dibuat dengan tujuan komersil. “Pada malam hari, potensi energi itu justru berlebih karena penggunaan listrik kampus berkurang. Oleh karena itu, kelebihan power bisa dijual kepada masyarakat sekitar sehingga menjadi income bagi universitas,” kata Ketua Tim Pengembangan PLTMH UMM, Ir. Suwignyo, MT.
Tak hanya memenuhi pasokan listrik kampus, PLMTH juga bisa menjadi lokasi wisata yang cukup indah. Atau bisa disebut sebagai wisata sains. Sebab, PLTMH akan melengkapi fasilitas wisata kampus yang telah dicanangkan Rektor beberapa waktu lalu. Di Jawa Timur, PLTMH hanya ada dua. Yakni PLTMH Trawas Mojokerto milik Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup dan di UMM. (Hafid Abdurrahman)
Topografi Kampus Mendukung
Pembangunan PLTMH di UMM ini memang sangat cocok dan strategis. Sebab, topografi yang ada disekitar kampus dialiri sungai. Menurut Suwignyo, Sungai Brantas yang mengaliri dam Sengkaling kiri dan kanan dengan ketinggian terjun 17 meter dan sekitar 7 meter kubik per detik akan menghasilkan energi yang besar. Meski demikian, penggunaan aliran sungai Brantas dipastikan tidak mengganggu irigasi sawah di sekitarnya. Sebab, air yang dikelola untuk PLTMH hanya dipinjam dan dialirkan lagi ke saluran irigasi dengan jumlah debit yang sama.
“Kami tidak mengurangi air untuk irigasi warga Sengkaling. Sebab, air hanya dipinjam untuk menggerakkan turbin mikrohidro, dan akan kembali ke sungai Brantas sebagai irigrasi”, kupas Suwignyo.
Konsep wisata kampus sendiri merupakan bagian dari obsesi Rektor UMM untuk menjadikan kampusnya sebagai tempat belajar yang rekreatif dan edukatif. Disamping itu, wisata kampus juga diharapkan menjadi tempat tujuan wisata bagi masyarakat umum yang ingin mengetahui berbagai produk laboratorium, unit produksi dan kesenian yang ada di kampus selain keindahan alamnya.
Wisata kampus dipastikan tidak akan mengganggu proses belajar mengajar. Sebab, area wisata kampus dibagi menjadi dua zona, yakni zona akademik dan publik. Zona akademik melipti kompleks gedung perkuliahan, perpustakaan dan perkantoran.
Sedangkan, Zona yang bisa dikunjungi publik didukung oleh fasilitas-fasilitas seperti UMM Dome, agrocomplex, animal farm complex, fishery complex, energy farm complex yang terdiri dari micro hidro power plan, biogas dan biodiesel, climbing wall, dan lain sebaginya. Publik bahkan bisa terlibat dalam ekperimen produksi jamur dan tanaman anggrek.
Pengembangan teknologi yang terus dilakukan UMM itu berhasil menarik Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM). Dua lembaga itu akhirnya sepakat bekerjasama dalam MoU (memorandum of understranding) yang ditandatangani Rektor UMM, Muhadjir Effendy dan Kepala Balitbang ESDM, Nenny Sri Utami.
Perjanjian kerjasama itu bahkan disaksikan langsung oleh Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro, Sabtu (17/6) pekan lalu. Program kerjasama itu diberi tajuk pengembangan Energi Baru dan Terbarukan.
sumber : http://www.acehforum.or.id/
Leave Your Comment